Minggu, 13 Oktober 2019

Penyebab Turki Ingin Pasarkan Pesawat N219 di Luar Negeri

Pemicu Turki Ingin Memasarkan Pesawat N219 di Luar Negeri

BANDUNG - President And CEO Turkish Aerospace Industries (TAI), Temel Kotil menjelaskan, perusahaanya tertarik untuk pasarkan pesawat N219 Nurtanio bikinan PT Dirgantara Indonesia serta Lapan.

“Ini produk yang bagus. Kami tengah menjajaki peluang untuk memasarkannya di Afrika, kami benar-benar aktif di Afrika; Eropa, Timur Tengah, serta Asia Tengah,” kata di celah kunjungannya ke sarana PT Dirgantara Indonesia di Bandung, Senin, 15 Januari 2018.

Kotil menjelaskan, TAI menjajaki kerja sama yang lain dengan PT Dirgantara Indonesia. Salah satunya peningkatan bersama dengan produk pesawat CN235-220. Kami punyai pesawat kargo yang seperti dengan CN235. Turki memakai beberapa pesawat CN235,” katanya.

Menurut Kotil, TAI mempunyai beberapa produk yang dapat dipakai PT Dirgantara. “Kami punyai potensi menghasilkan piranti Avionik. Serta PT Dirgantara punyai standard yang bagus,” katanya. “Kami menghasilkan beberapa 'part' pesawat, kami ingin bekerja bersama dengan PT Dirgantara, sebaliknya.”

Kotil menjelaskan, TAI serta PT Dirgantara telah meneken Naskah Kesepakatan beberapa waktu kemarin. Perbincangan di antara keduanya sekarang mulai dirinci. “PT Dirgantara adalah salah satunya sarana pengerjaan pesawat paling baik di Asia. Kami ingin membuat kerja sama lebih erat, seperti jalinan baik di antara Turki dengan Indonesia,” katanya.

Direktur Penting PT Dirgantara Indonesia Elfien Goentoro menjelaskan, kerja sama juga dengan TAI itu melingkupi pemasaran serta peningkatan pesawat N219, CN235-220, dan UAV atau pesawat tanpa ada awak. “Semua ‘workable’ serta akan selekasnya kita tindak lanjuti,” katanya, di Bandung, Senin, 15 Januari 2018.

Elfien menjelaskan, spesial pesawat pelopor N219 Nurtano, TAI teratarik membelinya. “Kalau untuk N219 Nurtanio, mereka tertarik untuk pesan. Jika untuk CN235 kita ‘joint-development’, kita akan membantu improve, mereka ,” katanya.

Menurutnya, TAI tertarik pasarkan pesawat pelopor bikinan PT Dirgntara itu di ruang pasarnya. “Pemasaran N219 di daerah Eropa serta Afrika (contohnya), mereka akan membantu. Itu ruang kerja TAI,” katanya.

Direktur Niaga PT Dirgantara Indonesai Irzal Rinaldi Zailani menjelaskan, kerja sama TAI serta PT Dirgantara Indonesia itu di dorong Presiden Joko Widodo. “Ini follow-up waktu Pak Jokowi ke Turki, September 2017 lau. Ada meeting di antara TAI serta PT DI. Saat itu Pak Jokowi yang meng-endorse kerja sama TAI serta PT DI,” katanya, Senin, 15 Januari 2018.

Irzal menjelaskan, spesial pesawat tanpa ada awak, TAI serta PT Dirgantara akan bekerja bersama menjajaki peluang meningkatkan produk bersamanya. “Kita akan bekerjasam dengan industri dengan TAI untuk masuk ke UAV kelas ‘high-altitude’ (40 ribu feet),” katanya.

Cakupan kerja sama pemasaran serta pelebaran produksi N219 Nurtanio akan diulas lebih detil menanti uji terbang pesawat itu tembus 100 jam terbang. Perbincangan kesepakatan akan diulas serius waktu N219 Nurtanio sudah mengantungi sertifikat wajar terbang dari DGCA Indonesia yang direncanakan tahun ini.

PT Dirgantara Indonesia sekarang masih jalankan uji terbang purwarupa N219 Nurtanio untuk mengantungi sertifikat Tipe Certificate, jadi ketentuan mengawali serial produksinya. “Kami akan terus mengakhiri sampai akhir tahun ini s/d 350 jam terbang,” kata Direktur Penting PT Dirgantara Indonesia Elfien Goentoro dalam tayangan wartawan itu, Jumat, 12 Januar 2018.

Elfien menjelaskan, di penghujung Februari 2018, satu unit purwarupa N219 Nurtanio direncanakan selesai. Dengan dua unit purwarupa itu direncanakan uji terbang 350 jam terbang dapat selesai sampai akhir tahun 2018.

PT Dirgantara sekarang baru jalankan 13 kali uji terbang pesawat N219 Nurtanio, dengan keseluruhan jam terbang yang dibukukan baru 16 jam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar