Jumat, 25 Oktober 2019

Mitsubishi Operasikan Kembali PT Smelting Gresik pada Maret

Mitsubishi Operasikan Kembali PT Smelting Gresik pada Maret

Tokyo - Perusahaan manufaktur semen tembaga serta alumunium asal Jepang Mitsubishi Materials Corp membidik akan kembali menjalankan pabrik pemurnian (smelter) tembaga PT Smelting di Gresik Jawa Timur pada awal Maret akan datang. Perseroan akan kembali mengambil tenaga kerja. Langkah itu sesudah pada 19 Januari 2017 lalu operasi pabrik berhenti karena tindakan berhenti pegawai.

Juru Bicara Mitsubishi Materials Hiroshi Shimizu mengatakan smelter di Gresik Jawa Timur menghasilkan 190 ribu ton katoda tembaga pada tahun fiskal yang selesai pada Maret 2016. Perseroan membidik produksi sebesar 260 ribu ton katoda tembaga pada tahun fiskal yang selesai Maret 2017 ini. “Target itu tidak mempertimbangkan efek dari tindakan berhenti pegawai ” katanya seperti dikutip Reuters Senin 13 Februari 2017.

PT Smelting ialah pabrik pemurnian dimana 60 5 % sahamnya dipunyai oleh Mitsubishi Materials. Bekasnya sebesar 25 % dipunyai oleh PT Freeport Indonesia unit usaha perusahaan tambang asal Amerika Serikat Freeport-McMoRan Inc selanjutnya 9 5 % oleh Mitsubishi Corporation Unimetal Ltd dan 5 % oleh Nippon Mining and Metals Co Ltd. Sekitar 40 % konsentrat tembaga Freeport Indonesia dipasok pada PT Smelting itu.

“PT Smelting telah mengirim surat pemberitahuan pada 300 pekerja akhir bulan kemarin jika kami telah mengambil pegawai baru serta mulai operasi awal Maret ” papar Shimizu.

Untuk didapati pada 11 Januari 2017 lalu Presiden Joko Widodo tanda-tangani Ketentuan Pemerintah Nomor 1 tahun 2017 mengenai Pergantian Ke empat atas PP Nomor 23 tahun 2010 mengenai Penerapan Pekerjaan Usaha Pertambangan Mineral serta Batubara atau biasa dipersingkat PP Minerba. Dengan ketentuan ini Freeport diharuskan meningkatkan smelter serta hentikan export konsentrat sampai memperoleh izin yang baru.

Kementerian Daya serta Sumber Daya Mineral pada Jumat akhir minggu lalu menginformasikan sudah menerbitkan izin usaha pertambangan spesial (IUPK) sesaat buat Freeport. Dengan demikian Freeport dapat memperoleh izin export konsentrat. Tetapi di lain sisi Freeport sendiri mengklaim tidak sampai persetujuan dengan pemerintah.

Juru Bicara Freeport Eric Kinneberg mengatakan akan meneruskan negosiasi dengan pemerintah Indonesia tetapi dengan catatan. Mereka bersedia untuk ikuti peraturan masalah izin usaha pertambangan yang baru cuma bila sesuai kontrak karya yang sekarang mereka anut. “Kondisi ini ialah gawat buat Freeport Indonesia yang mempunyai gagasan investasi periode panjang ” tutur Kinneberg.

Pemerintah sudah melarang Freeport untuk export konsentrat semenjak 12 Januari kemarin. Tetapi Freeport mengatakan larangan ini berefek pada berkurangnya produksi tambang di Grasberg Papua seputar 70 juta pound tembaga per bulan. “Ekspor masih dilarang jadi efek dari diterbitkannya peraturan yang baru. Sampai sekarang belumlah ada persetujuan ” tutur Juru Bicara Freeport Indonesia Riza Pratama.

Shimizu memberikan tambahan PT Smelting hentikan export lumpur anoda (anoda slime) produk sambilan hasil dari pemrosesan konsentrat tembaga sebab terpengaruh ketentuan baru itu. Awalnya Mitsubishi Materials mengirim anoda slime ke pabrik di Jepang daerah Barat buat keperluan ekstrak emas serta perak dan meningkatkan penghasilan buat perusahaan.

Kami telah ajukan izin export pada pemerintah Indonesia serta kami berharap untuk dapat kembali mengekspor slime saat PT Smelting mulai bekerja pada Maret akan datang ” katanya.

REUTERS | ABDUL MALIK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar