, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo malas memberi komentar masalah upah pekerja bidang perbankan yang dipandang masih rendah. Agusmenghindar waktu diberi pertanyaan ihwal upah pegawai bank di wilayah tersendiri yang lebih rendah dibanding pekerja di bidang pasar kekinian, supermarket, serta hypermarket.
Gw tidak dapat ngomong, kata Agus sesudah mengemukakan kuliah umum di Perbanas Institute, Jakarta, Rabu, 21 Februari 2018. Kelak ya, kelak justru saya salah ngomong, katanya.
Awalnya, Serikat Pekerja Bank Permata Tbk mengatakan upah pekerja perbankan di sejumlah wilayah masih dibawah standard gaji minimal propinsi (UMP). Di Kota Depok, contohnya, beberapa pekerja perbankan serta layanan perdagangan diputuskan sebesar Rp 3,69 juta per bulan.
Angka ini lebih rendah daripada upah pekerja di bidang pasar kekinian, supermarket, serta hypermarket yang diputuskan Rp 3,98 juta per bulan. Gaji pegawai bankjauh dibawah upah pekerja di bidang kimia fundamen, industri kimia organik, daya, serta logam yang sampai Rp 4,17 juta per bulan.
Ketua Umum Serikat Pekerja Bank Permata Prana Rifsana menjelaskan faksinya menjadwalkan advokasi untuk tuntut gaji wajar buat beberapa pekerja di bidang perbankan. Serikat tuntut kenaikan gaji 30 % di atas UMP. Mereka merasakan wajar memperoleh kenaikan gaji mengingat besarnya andil bidang perbankan pada perekonomian nasional.
Sampai kini, menurut Prana, rendahnya gaji yang diterima pegawai bank dikarenakan oleh kurangnya keterkaitan serikat pekerja dalam penetapan gaji. Serikat pekerja telah berusaha berdialog dengan asosiasi perbankan, seperti Persatuan Perbankan Nasional (Perbanas), Asosiasi Perbankan Syariah Indonesia (Asbisindo), serta Himpunan Bank Negara (Himbara).
Tetapi, pada tiap perundingan itu, tidak satu juga dari asosiasi yang merasakan bisa sebagai wakil perusahaan industri perbankan dalam membicarakan upah atau gaji minimal bidang perbankan.
BUDIARTI UTAMI PUTRI | BISNIS.COM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar